Jpnn24

Website Berita Online Paling Update

Daerah

Upacara Tabuik Tradisi Minangkabau Peringati Peristiwa Karbala

Upacara Tabuik
Upacara Tabuik Tradisi Minangkabau Peringati Peristiwa Karbala

Upacara Tabuik Adalah Sebuah Tradisi Budaya Yang Berasal Dari Masyarakat Minangkabau Di Kota Pariaman, Sumatera Barat, Indonesia. Tradisi ini merupakan peringatan Asyura, hari kesepuluh dalam bulan Muharram pada kalender Islam, yang memperingati peristiwa Karbala. Dalam peristiwa ini, Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad, tewas dalam pertempuran yang sangat bersejarah bagi umat Islam, terutama bagi umat Syiah. Meskipun mayoritas masyarakat Minangkabau beragama Sunni, tradisi Tabuik tetap di pertahankan sebagai bentuk penghormatan terhadap peristiwa tersebut.

Upacara Tabuik di mulai pada awal bulan Muharram dan berlangsung selama sepuluh hari, dengan puncaknya pada hari kesepuluh. Persiapan untuk upacara ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari pengambilan tanah dari dasar sungai yang di percaya memiliki kekuatan magis, hingga pembuatan patung Buraq yang di hias dengan ornamen warna-warni.

Puncak dari Upacara Tabuik adalah prosesi arak-arakan yang melibatkan dua kelompok utama, yaitu Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang. Kedua kelompok ini membawa tabuik mereka masing-masing berkeliling kota Pariaman di iringi oleh musik tradisional dan tarian. Setelah prosesi arak-arakan, kedua tabuik tersebut dibawa ke pantai dan kemudian di lemparkan ke laut, yang melambangkan pengantaran ruh Husain ke surga dan berakhirnya masa berkabung.

Tabuik tidak hanya merupakan peringatan sejarah, tetapi juga memiliki nilai sosial dan budaya yang tinggi. Tradisi ini mempererat hubungan antar warga dan menjadi ajang untuk menampilkan berbagai seni dan Tradisi Budaya Minangkabau. Sebagai tradisi yang unik dan penuh warna, Tabuik menarik perhatian banyak wisatawan, menjadikannya salah satu aset budaya berharga bagi masyarakat Pariaman dan Indonesia.

Makna Tabuik Bagi Masyarakat Minangkabau

Makna Tabuik Bagi Masyarakat Minangkabau mencakup aspek sejarah, spiritual, sosial, dan budaya yang mendalam. Tradisi ini, yang berlangsung setiap tahun pada bulan Muharram, memperingati peristiwa Karbala di mana Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad, tewas dalam pertempuran. Bagi umat Islam, terutama Syiah, peristiwa ini merupakan simbol pengorbanan dan keteguhan dalam mempertahankan kebenaran dan keadilan. Meskipun mayoritas masyarakat Minangkabau beragama Sunni, Tabuik tetap di laksanakan sebagai bentuk penghormatan dan mengenang peristiwa tragis tersebut.

Secara spiritual, Tabuik menjadi momen refleksi dan kontemplasi bagi masyarakat. Peringatan ini mengingatkan mereka akan pentingnya nilai-nilai pengorbanan, keteguhan, dan keberanian dalam menghadapi ketidakadilan. Melalui prosesi dan ritual yang di lakukan, masyarakat Pariaman merasakan kedekatan emosional dengan peristiwa Karbala, sehingga memperkuat iman dan ketaatan mereka kepada ajaran agama.

Dari sisi sosial, Tabuik memiliki peran penting dalam mempererat ikatan antarwarga. Persiapan dan pelaksanaan upacara ini melibatkan seluruh elemen masyarakat, mulai dari pengambilan tanah, pembuatan patung Buraq, hingga prosesi arak-arakan dan pelepasan tabuik ke laut. Kerja sama yang erat ini menciptakan solidaritas dan kebersamaan yang kuat di antara warga Pariaman.

Secara budaya, Tabuik merupakan manifestasi kekayaan tradisi dan seni Minangkabau. Melalui upacara ini, berbagai aspek seni seperti musik, tarian, dan kerajinan tangan di tampilkan. Hiasan warna-warni pada patung Buraq dan tabuik menunjukkan kreativitas dan keahlian masyarakat setempat. Selain itu, Tabuik juga menjadi daya tarik wisata budaya yang menarik banyak pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri, yang ingin menyaksikan keunikan dan kemeriahan tradisi ini.

Dengan demikian, makna Tabuik tidak hanya terbatas pada aspek sejarah dan spiritual, tetapi juga mencakup nilai-nilai sosial dan budaya yang mendalam, menjadikannya bagian penting dari identitas dan warisan budaya masyarakat Pariaman dan Minangkabau.

Pelaksanaan Upacara Tabuik

Pelaksanaan upacara Tabuik di Pariaman, Sumatera Barat, merupakan sebuah rangkaian prosesi yang berlangsung selama sepuluh hari di bulan Muharram. Upacara ini melibatkan seluruh elemen masyarakat dan mencerminkan kerjasama serta kebersamaan yang kuat.

  1. Maambiak Tanah

Upacara di mulai dengan Maambiak Tanah, di mana tanah di ambil dari dasar sungai yang di percaya memiliki kekuatan magis. Tanah ini kemudian di bentuk menjadi patung kuda yang akan di gunakan dalam prosesi Tabuik.

  1. Pembuatan Tabuik

Tabuik adalah sebuah struktur besar yang menyerupai menara atau peti, di hias dengan kain warna-warni, bunga, dan ornamen lainnya. Di atasnya di tempatkan patung Buraq, makhluk mitologi yang di gambarkan sebagai kuda bersayap dengan kepala manusia. Pembuatan Tabuik melibatkan banyak orang, mulai dari tukang kayu hingga perajin hiasan.

  1. Arak-arakan

Prosesi arak-arakan merupakan puncak dari upacara Tabuik. Dua kelompok utama, yaitu Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang, membawa tabuik mereka masing-masing berkeliling kota Pariaman. Prosesi ini di iringi oleh musik tradisional, seperti Gandang Tambua, dan tarian khas Minangkabau. Arak-arakan ini menarik banyak penonton dan menjadi momen yang sangat meriah.

  1. Tabuik Naik Pangkek

Pada malam hari, kedua tabuik di arak menuju pantai. Di sini, kedua tabuik tersebut di naikkan di atas pangkek, sebuah panggung kayu tinggi. Prosesi ini melambangkan pengangkatan ruh Husain ke surga dan merupakan puncak dari rangkaian upacara.

  1. Membuang Tabuik ke Laut

Sebagai penutup, kedua tabuik tersebut di lemparkan ke laut. Ini melambangkan pelepasan segala duka dan kesedihan, serta pengantaran ruh Husain ke tempat yang lebih baik. Masyarakat percaya bahwa membuang tabuik ke laut juga akan membawa berkah dan kesejahteraan bagi mereka.

Dengan demikian, pelaksanaan upacara Tabuik tidak hanya merupakan peringatan sejarah, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan, kekayaan budaya, dan daya tarik wisata yang penting bagi masyarakat Pariaman.

Daya Tarik Wisata

Tabuik adalah salah satu Daya Tarik Wisata budaya yang unik dan mempesona di Pariaman, Sumatera Barat. Tradisi ini tidak hanya peringatan sejarah dan ritual keagamaan, tetapi juga menawarkan berbagai elemen yang menarik bagi wisatawan lokal dan internasional.

Pembuatan Tabuik melibatkan berbagai elemen seni dan kerajinan tangan. Dari pembuatan patung Buraq hingga hiasan warna-warni menghiasi tabuik, semuanya menunjukkan kreativitas dan keahlian masyarakat. Wisatawan dapat menyaksikan proses ini, yang memberikan wawasan mendalam tentang seni tradisional Minangkabau.

Puncak acara Tabuik adalah prosesi arak-arakan yang berlangsung pada hari kesepuluh bulan Muharram. Dua kelompok utama, Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang, membawa tabuik mereka berkeliling kota Pariaman dengan iringan musik tradisional dan tarian. Kemeriahan ini menarik banyak penonton dan menjadi momen yang sangat di nantikan. Suasana penuh warna dan riuhnya memberikan pengalaman visual dan emosional luar biasa.

Prosesi Tabuik di akhiri dengan pelepasan tabuik ke laut menambah daya tarik wisata. Pantai Pariaman yang indah menjadi latar belakang yang sempurna. Wisatawan dapat menikmati pemandangan alam yang menakjubkan sambil menyaksikan tradisi budaya yang kaya.

prosesi utama, perayaan Tabuik sering kali di iringi oleh festival dan pasar rakyat. Wisatawan dapat menikmati berbagai makanan tradisional Minangkabau, kerajinan tangan, dan pertunjukan seni. Hal ini menambah daya tarik wisata dan memberikan pengalaman yang komprehensif tentang budaya lokal.

Daya tarik wisata Tabuik terletak pada kombinasi unik antara sejarah, budaya, seni, dan pemandangan alam. Tradisi ini tidak hanya memperkaya pengetahuan dan pemahaman wisatawan tentang budaya Minangkabau, tetapi juga menawarkan pengalaman yang menyenangkan dan berkesan. Dengan dukungan pemerintah dan partisipasi masyarakat, terus menjadi salah satu acara budaya yang paling di nantikan di Indonesia yaitu Upacara Tabuik.