Jpnn24

Website Berita Online Paling Update

Politik

Muhyiddin Yassin Pemimpin Yang Membentuk Sejarah Malaysia

Muhyiddin Yassin
Muhyiddin Yassin Pemimpin Yang Membentuk Sejarah Malaysia

Muhyiddin Yassin Di Kenal Karena Perannya Dalam Pembentukan Kebijakan Serta Kepemimpinan Di Berbagai Posisi Penting Dalam Pemerintahan. Dia adalah salah satu tokoh politik terkemuka di Malaysia, yang Lahir pada 15 Agustus 1947 di Muar, Johor. Muhyiddin memiliki karier politik yang panjang dan penuh warna, mencakup berbagai peran dari Menteri hingga Perdana Menteri Malaysia.

Muhyiddin memulai karir politiknya sebagai anggota Dewan Undangan Negeri Johor pada tahun 1978, mewakili Barisan Nasional (BN). Dalam waktu yang relatif singkat, ia menunjukkan potensi kepemimpinan yang signifikan, yang membawanya ke posisi lebih tinggi dalam struktur politik Malaysia. Kemudian pada tahun 1986, ia di angkat sebagai Menteri Perdagangan dan Industri, dan kemudian Menteri Pendidikan pada tahun 1995. Pengalaman luasnya dalam berbagai departemen pemerintah memberikan landasan kuat untuk karier politiknya yang lebih tinggi.

Salah satu pencapaian terbesar Muhyiddin adalah ketika ia menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia yang ke-8, mulai 1 Maret 2020 hingga 21 Agustus 2021. Penunjukan ini datang di tengah ketidakstabilan politik dan pandemi COVID-19 yang melanda negara. Sebagai Perdana Menteri, Muhyiddin menghadapi tantangan besar, termasuk menangani krisis kesehatan global dan dampaknya terhadap ekonomi Malaysia. Ia juga memperkenalkan berbagai inisiatif dan kebijakan untuk menangani pandemi, termasuk program vaksinasi dan stimulus ekonomi untuk mendukung masyarakat.

Selama masa jabatannya, Muhyiddin Yassin di kenal karena upayanya dalam reformasi politik dan penanganan pandemi. Meskipun demikian, masa pemerintahannya juga dikelilingi oleh berbagai kontroversi dan tantangan politik. Perpecahan politik di dalam koalisi pemerintah dan ketidakpastian politik berkontribusi pada ketidakstabilan selama masa jabatannya. Pada bulan Agustus 2021, ia menghadapi tantangan politik yang mengarah pada pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri, yang menggantikan posisi tersebut dengan Ismail Sabri Yaakob.

Perjalanan Karir Politik Muhyiddin Yassin

Karir politik Muhyiddin Yassin adalah perjalanan panjang yang mencerminkan dedikasi dan pengaruhnya dalam politik Malaysia. Berikut adalah ringkasan utama dari Perjalanan Karir Politik Muhyiddin Yassin:

  1. Awal Karir dan Peran Awal

Muhyiddin Yassin memulai karir politiknya sebagai anggota Dewan Undangan Negeri Johor pada tahun 1978. Ia mewakili kawasan Muar dan segera menunjukkan kemampuannya dalam politik lokal. Pada tahun 1986, ia di angkat sebagai Menteri Perdagangan dan Industri, sebuah posisi yang memberikan pengalamannya dalam kebijakan ekonomi dan perdagangan.

  1. Menteri Pendidikan

Pada tahun 1995, Muhyiddin di angkat sebagai Menteri Pendidikan. Dalam perannya ini, ia memainkan peran penting dalam merumuskan kebijakan pendidikan Malaysia, termasuk reformasi kurikulum dan peningkatan sistem pendidikan di seluruh negeri. Keberhasilannya dalam posisi ini memperkuat reputasinya sebagai pemimpin yang berdedikasi dan efektif.

  1. Wakil Perdana Menteri dan Menteri Dalam Negeri

Muhyiddin kembali menempati posisi penting ketika ia di angkat sebagai Wakil Perdana Menteri Malaysia pada tahun 2009 di bawah pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak. Selama masa jabatannya, ia juga menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri, di mana ia terlibat dalam berbagai kebijakan keamanan dan hukum. Ia memainkan peran kunci dalam menangani isu-isu keamanan nasional dan mengelola berbagai tantangan dalam negeri.

  1. Presiden Partai dan Kepemimpinan dalam Perubahan Politik

Pada tahun 2015, Muhyiddin diangkat sebagai Presiden Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), sebuah partai politik baru yang didirikan oleh mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad. Partai ini memainkan peran penting dalam pergeseran politik Malaysia, terutama dalam upaya menggulingkan pemerintahan Barisan Nasional (BN) yang telah lama berkuasa.

  1. Perdana Menteri Malaysia

Pada 1 Maret 2020, Muhyiddin Yassin diangkat sebagai Perdana Menteri Malaysia yang ke-8. Penunjukan ini datang di tengah ketidakstabilan politik dan pandemi COVID-19. Sebagai Perdana Menteri, Muhyiddin menghadapi tantangan besar, termasuk menangani krisis kesehatan global dan dampaknya terhadap ekonomi Malaysia.

Masa Jabatannya Sebagai Perdana Menteri

Muhyiddin Yassin menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia ke-8 dari 1 Maret 2020 hingga 21 Agustus 2021. Berikut adalah rincian tentang Masa Jabatannya Sebagai Perdana Menteri:

  1. Pelantikan dan Konteks Awal

Muhyiddin Yassin di angkat sebagai Perdana Menteri pada 1 Maret 2020, setelah terjadinya krisis politik yang di kenal sebagai “Langkah Sheraton.” Krisis ini mengakibatkan perpecahan dalam koalisi pemerintah Pakatan Harapan (PH) yang sebelumnya berkuasa, dan menyebabkan pengunduran diri Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri. Muhyiddin, yang merupakan Presiden Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), berhasil membentuk koalisi baru yang di kenal sebagai Perikatan Nasional (PN) dengan dukungan dari partai-partai lain, termasuk UMNO dan beberapa partai lainnya.

  1. Tantangan Pandemi COVID-19

Salah satu tantangan terbesar yang di hadapi Muhyiddin selama masa jabatannya adalah pandemi COVID-19. Pemerintahannya harus menangani krisis kesehatan global yang belum pernah terjadi sebelumnya. Langkah-langkah yang di ambil termasuk pelaksanaan perintah kawalan pergerakan (PKP) atau lockdown, program vaksinasi massal, serta paket stimulus ekonomi untuk mendukung bisnis dan individu yang terdampak pandemi.

  1. Kebijakan dan Reformasi

Selama masa pemerintahannya, Muhyiddin juga fokus pada berbagai kebijakan dan reformasi, termasuk upaya untuk memperbaiki sistem kesehatan dan pendidikan, serta menangani masalah ekonomi. Ia menginisiasi beberapa paket stimulus ekonomi untuk membantu pemulihan ekonomi dan mendukung sektor-sektor yang terdampak. Di samping itu, ia mengupayakan reformasi dalam sektor administrasi dan tata kelola pemerintahan.

  1. Krisis Politik dan Kontroversi

Pemerintahan Muhyiddin tidak lepas dari kontroversi dan ketidakstabilan politik. Koalisi Perikatan Nasional menghadapi tantangan dari berbagai pihak, termasuk ketidakpuasan dalam kalangan anggota koalisi serta tuduhan terkait pengelolaan pandemi dan kebijakan ekonomi.

  1. Pengunduran Diri

Pada 21 Agustus 2021, Muhyiddin Yassin menghadapi mosi tidak percaya di Parlemen Malaysia yang menyebabkan ketidakmampuan untuk melanjutkan pemerintahannya. Akibatnya, Muhyiddin mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Perdana Menteri, dan Ismail Sabri Yaakob dari UMNO di lantik sebagai penggantinya.

Keberhasilan Dan Kontroversi Selama Masa Jabatannya

Muhyiddin Yassin, sebagai Perdana Menteri Malaysia ke-8, mengalami berbagai Keberhasilan Dan Kontroversi Selama Masa Jabatannya dari 1 Maret 2020 hingga 21 Agustus 2021. Berikut adalah rincian dari kedua aspek tersebut:

Keberhasilan

Penanganan Pandemi COVID-19:

Kebijakan Kesehatan: Muhyiddin memimpin upaya penanganan pandemi COVID-19 dengan menerapkan pelbagai langkah pencegahan seperti perintah kawalan pergerakan (PKP), yang merupakan bentuk lockdown untuk membatasi penyebaran virus. Program vaksinasi massal juga diluncurkan di bawah kepemimpinannya untuk mempercepat imunisasi masyarakat.

Paket Stimulus Ekonomi: Pemerintahannya meluncurkan beberapa paket stimulus ekonomi untuk membantu bisnis dan individu yang terdampak pandemi. Paket-paket ini termasuk bantuan tunai, insentif untuk sektor bisnis, dan dukungan untuk pekerja yang kehilangan pekerjaan.

Reformasi Administrasi dan Ekonomi:

Reformasi Sektor Publik: Muhyiddin memfokuskan upaya pada reformasi dalam sektor administrasi publik untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi pemerintahan.

Inisiatif Ekonomi: Pemerintahannya juga berusaha untuk memulihkan ekonomi melalui berbagai inisiatif, termasuk pendanaan untuk proyek infrastruktur dan dukungan untuk sektor-sektor ekonomi utama yang terkena dampak.

Kontroversi

Ketidakstabilan Politik:

Koalisi yang Terpecah: Kepemimpinan Muhyiddin di hadapkan pada tantangan internal dalam koalisi Perikatan Nasional (PN) yang ia pimpin. Terdapat ketidakpuasan di kalangan anggota koalisi dan pertentangan antara partai-partai yang menyebabkannya kesulitan dalam mempertahankan dukungan politik yang stabil.

Pengunduran Diri dan Ketidakpastian: Ketidakstabilan politik dan konflik internal menyebabkan pengunduran dirinya pada Agustus 2021. Krisis politik ini menunjukkan ketidakmampuan Muhyiddin untuk mengelola aliansi politik yang rapuh.

Kritik terhadap Penanganan Pandemi:

Manajemen Krisis: Meskipun Muhyiddin meluncurkan berbagai kebijakan untuk menangani pandemi, terdapat kritik terkait dengan pengelolaan krisis. Beberapa pihak menilai bahwa respons awal terhadap pandemi tidak cukup cepat dan koordinasi antara berbagai lembaga pemerintah kurang optimal.

Tuduhan Korupsi dan Penyalahgunaan Kekuasaan:

Kontroversi Internal: Ada tuduhan terkait dengan penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi yang mengemuka selama masa pemerintahannya, meskipun tidak ada bukti yang cukup mengarah pada tindakan hukum secara langsung terhadap Muhyiddin Yassin.