Jpnn24

Website Berita Online Paling Update

Nasional

Gunung Kerinci Memiliki Adat Dan Etika Ketika Ingin Mendakinya

Gunung Kerinci Memiliki Adat Dan Etika Ketika Ingin Mendakinya
Gunung Kerinci Memiliki Adat Dan Etika Ketika Ingin Mendakinya

Gunung Kerinci Merupakan Gunung Berapi Tertinggi Di Indonesia Dan Asia Tenggara, Dengan Ketinggian 3.805 Meter Di Atas Permukaan Laut. Secara geografis, gunung ini terletak di perbatasan Kabupaten Kerinci, Jambi, dan Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, di Pegunungan Bukit Barisan. Faktanya, gunung ini telah mengalami puluhan kali erupsi dengan letusan terakhir terjadi pada tahun 2019. Meskipun demikian, tidak ada data aliran lava yang tercatat dalam sejarah letusannya, artinya letusan bertipe vulkano lemah. Dengan keindahan alam dan dinamika vulkanis, Gunung Kerinci tetap menjadi salah satu monumen alam yang menakjubkan. Namun di samping hal itu, gunung ini memiliki potensi bahaya bagi warga sekitarnya.

Kini, kerinci di kenal sebagai salah satu dari Seven Summit Indonesia sekaligus World Heritage Site dengan kategori Tropical Rainforest Heritage of Sumatra. Pada puncak gunung, kamu dapat melihat beberapa kota lainnya, seperti Jambi, Kota Padang dan Kota Bengkulu. Bahkan Samudra Hindia. Beberapa kota ini dapat kamu lihat dengan sangat jelas sehingga memancarkan keindahan tersendiri. Namun, gunung ini di kenal memiliki aura misteri dan cerita angker yang mengelilinginya. Hal ini di dukung oleh pertanyaan pendaki dan warga yang sering melihat sosok makhluk gaib di sekitar gunung. Oleh karena itu, ketika kamu menanjak di Gunung Kerinci, sebaiknya tetap menjaga lisan dan menghormati daerah tersebut. Serta tetap melakukan kewaspadaan dan persiapan yang tepat mengingat potensi bahaya yang di milikinya.

Jika kamu suka naik gunung, selalu perhatikan pantangan atau larangan mendaki ya! hal ini harus dilakukan karena agar tidak terjadi kejadian yang tidak di inginkan. Yuk ketahui etika dan adab dalam mendaki gunung!

Perawatan Dan Pengembangan Gunung Kerinci

Seperti yang telah di sebutkan, Gunung Kerinci merupakan gunung tertinggi di pulau Sumatra dan gunung berapi tertinggi di Indonesia serta Asia Tenggara. Secara administratif, gunung ini berada dalam kawasan wewenang Taman Nasional Kerinci Seblat. Pada dasarnya, Kerinci terletak antara 1° 40′ LS sampai dengan 2° 26′ LS dan antara 101° 08′ BT sampai dengan 101° 50′ BT. Sehingga daerah ini masuk dalam rangkaian Pegunungan Bukit Barisan.

Dengan karakter letusan bertipe stratovolkano yang masih aktif, Kerinci memiliki letusan yang bersifat eksplosif. Dan di selingi dengan adanya aliran-aliran lava. Sebenarnya, gunung ini di kelilingi hutan lebat Taman Nasional Kerinci Seblat. Atau dapat di katakan di perbatasan siuku kerinci dan minangkabau. Hutan lebat ini pada dasarnya menjadi habitat harimau Sumatra dan badak Sumatra. Oleh karena itu, pemerintah memiliki peran penting dalam Perawatan Dan Pengembangan Gunung Kerinci. Sebagai contoh, pemerintah daerah dan pusat terlibat dalam pengelolaan Taman Nasional Kerinci Seblat. Taman Nasional ini merupakan habitat bagi berbagai spesies hewan, termasuk harimau Sumatra dan badak Sumatra. Sehingga peran pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan dan ekosistem di sekitar gunung ini sangatlah penting.

Selain itu, pemerintah juga terlibat dalam pengembangan pariwisata di sekitar, seperti Danau Kerinci dan Danau Gunung Tujuh, untuk menarik wisatawan. Hal ini mencakup upaya-upaya untuk memastikan kebersihan dan keamanan jalur pendakian gunung, serta pengelolaan fasilitas pariwisata di sekitar gunung. Bahkan, pemerintah dapat melibatkan masyarakat setempat melalui partisipasi dalam pengelolaan aset dan sumber daya alam daerah. Termasuk penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan/atau pemeliharaannya sesuai dengan amanat peraturan perundang-undangan. Kerja sama multilateral seperti Open Government Partnership (OGP) juga membuka partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan penyelenggaraan.

Menuntut Pemahaman Dan Penerapan Etika

Mendaki gunung memang menjadi kegiatan yang menantang dan menyenangkan. Tetapi juga Menuntut Pemahaman Dan Penerapan Etika yang baik untuk menjaga keselamatan diri, kelompok dan lingkungan. Salah satu etika yang paling penting adalah menghormati alam. Seperti tidak membuang sampah sembarangan, membawa kembali semua sampah dan tidak merusak flora serta fauna yang ada. Mengambil batu, bunga atau hewan sebagai kenang-kenangan adalah tindakan yang tidak etis karena dapat merusak keseimbangan ekosistem.

Menjaga sopan santun terhadap sesama pendaki. Seperti memberikan jalan kepada pendaki yang turun, karena mereka memiliki kendali yang lebih sedikit di bandingkan dengan pendaki yang naik. Hindari pula berteriak atau membuat kebisingan yang berlebihan agar tidak mengganggu ketenangan alam dan pendaki lainnya. Komunikasi yang baik dengan anggota kelompok dan pendaki lain di jalur juga sangat penting untuk memastikan semua orang merasa aman dan nyaman. Setiap gunung atau jalur pendakian biasanya memiliki peraturan yang bertujuan untuk menjaga keselamatan pendaki dan kelestarian lingkungan. Misalnya, ada area tertentu yang mungkin di larang untuk di daki karena alasan konservasi atau keselamatan. Mengabaikan aturan ini tidak hanya berpotensi membahayakan diri sendiri tetapi juga bisa merusak lingkungan dan mengganggu satwa liar.

Persiapkan diri dengan baik sebelum mendaki, termasuk membawa peralatan yang di perlukan dan memahami jalur yang akan di lalui. Dengan demikian, pendaki dapat menikmati pengalaman mendaki secara maksimal tanpa membahayakan diri sendiri dan orang lain. Selalu ingat bahwa mendaki gunung bukan hanya tentang mencapai puncak. Tetapi juga tentang menghargai dan menjaga alam serta berinteraksi dengan sesama pendaki dengan hormat. Jangan seenak dan sesembarangan seperti saat di kota ya! Yuk bagi yang suka mendaki bersama sama kita dukung upaya ini.

Kunjungan Ke Gunung Kerinci

Jumlah Kunjungan Ke Gunung Kerinci mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Dalam 5 tahun terakhir, tercatat tahun 2012 hanya 2.740 pendaki, sementara pada tahun 2016 jumlahnya meningkat menjadi 17 ribu pendaki. Dan pada tahun 2017 mencapai 15 ribu pendaki. Data ini juga mencakup pendaki dari luar negeri. Peningkatan ini menunjukkan minat yang terus tumbuh terhadap Kerinci sebagai destinasi wisata. Selain itu, upaya promosi dan peningkatan aksesibilitas transportasi juga dapat menjadi faktor yang mendukung peningkatan jumlah wisatawan. Dengan keindahan alamnya dan statusnya sebagai gunung berapi tertinggi di Indonesia, gunung ini menarik minat para pendaki dan wisatawan untuk menikmati keindahannya.

Namun, pemerintah dan masyarakat setempat juga berperan penting dalam menjaga kebersihan dan keamanan jalur pendakian gunung. Serta dalam pengelolaan fasilitas pariwisata di sekitar Gunung Kerinci. Selain itu, partisipasi masyarakat dalam membersihkan jalur pendakian juga menjadi faktor penting dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan di sekitar. Pendaki harus menjaga lingkungan setempat, dengan tidak membuang sampah sembarangan. Hal inilah yang sebenarnya menjadi factor utama dalam menjaga lingkungan di daerah sekitar gunung. Jadi, pendaki jangan mengharapkan hanya masyarakat saja yang harus menjaga lingkungan. Melainkan kita sebagai pendaki juga turut berperan aktif. Oleh karena itu, sebaiknya jika melihat ada yang membuang sampah, kamu dapat menegurnya.

Dengan demikian, peningkatan wisatawan yang berkunjung ke Gunung Kerinci dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk promosi pariwisata, aksesibilitas transportasi, keindahan alam, serta peran pemerintah dan masyarakat setempat dalam menjaga kebersihan dan keamanan di sekitar Gunung Kerinci.