Jpnn24

Website Berita Online Paling Update

Nasional

Ludwig Ingwer Nommensen Yang Merupakan Seorang Penginjil

Ludwig Ingwer Nommensen Yang Merupakan Seorang Penginjil
Ludwig Ingwer Nommensen Yang Merupakan Seorang Penginjil

Ludwig Ingwer Nommensen Adalah Seorang Misionaris Protestan Jerman Yang Terkenal Karena Karyanya Dalam Menyebarkan Agama Kristen. Terutama karyanya yang di sebarkan terkhususnya di daerah Batak Toba Sumatera Utara. Nommensen lahir pada tanggal 6 Agustus 1834 di Nommern Luxemburg. Tiba pada tanggal 14 Mei 1862 di padang Ia memulai misinya di barus dengan harapan akan mendapatkan izin untuk menetap di daerah toba. Tetapi pemerintahan kolonial tidak memberi izin dengan keamanan sebagai alasanya. Sehingga karena hal itulah Nommensen akhirnya bergabung dengan para penginjil-penginjil lain. Contohnya yaitu Pdt. Heyni dan juga Pdt. Klammer yang memang sudah berada di daerah sipirok.

Setelah perang padri di masukkan dalam wilayah hindia belanda lalu sebagian penduduk sudah memeluk agama islam sehingga upaya penginjilan berjalan lambat. Setelah bermusyawarah dengan kedua misionaris tersebut akhirnya di sepakati pembagian semua wilayah pelayanan. Dan di nyatakan bahwa ia akan di tempatkan bekerja di silindung. Lalu ia akhirnya bergabung dengan Rheinische Missionsgesellschaft Rhenish Missionary Society pada tahun 1862 dan di berangkatkan ke Batak pada tahun 1864.

Selama tinggal di Batak Toba menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan di dalam penyebaran yang masih memegang teguh kepercayaan tradisional. Namun dengan tekad kuat dan pendekatan yang bijaksana ia berhasil memperoleh kepercayaan masyarakat setempat. Pada tahun 1865 berhasil membaptis lima orang Batak pertama yang menjadi tonggak awal penyebaran agama Kristen di daerah tersebut. Karya Nommensen tidak hanya berdampak dalam bidang agama tetapi juga dalam pendidikan dan sosial. Dia mendirikan sekolah-sekolah untuk anak-anak Batak. Bahkan membantu memperbaiki sistem pertanian dan memperjuangkan hak-hak masyarakat Batak terhadap penjajah Belanda. Lalu kemudian Nommensen meninggal pada tanggal 23 Mei 1918 di Palopo Sulawesi Selatan. Tetapi warisannya tetap hidup dalam bentuk Gereja Kristen Protestan di Tanah Batak yang berkembang pesat dan memberikan kontribusi besar bagi perkembangan masyarakat dan agama Kristen di Indonesia bersama Ludwig Ingwer Nommensen.

Awal Masuknya Ludwig Ingwer Nommensen Ke Tanah Batak

Awal Masuknya Ludwig Ingwer Nommensen ke Tanah Batak di mulai pada tahun 1862 ketika ia bergabung dengan Rheinische Missionsgesellschaft Rhenish Missionary Society di Jerman. Setelah mendapatkan pelatihan sebagai misionaris Nommensen bersama dengan istrinya Wilhelmine. Di berangkatkan ke wilayah Batak Toba Sumatera Utara pada tahun 1864. Kedatangan mereka bertujuan untuk menyebarkan agama Kristen di tengah masyarakat yang masih memegang teguh kepercayaan tradisional.

Kehidupan awal Nommensen di Tanah Batak tidaklah mudah. Masyarakat setempat masih sangat terikat pada kepercayaan animisme dan adat istiadat yang kuat. Nommensen dan istrinya menghadapi berbagai tantangan termasuk bahasa dan budaya yang berbeda. Serta ketegangan dengan penduduk lokal yang tidak menerima kedatangan mereka dengan baik. Namun dengan ketekunan dan kesabaran Nommensen mulai membangun hubungan dengan masyarakat setempat dan belajar bahasa Batak.

Pada tahun 1865 Nommensen berhasil memperoleh kepercayaan sejumlah orang Batak pertama yang kemudian di baptis. Ini menjadi tonggak awal dalam penyebaran agama Kristen di daerah tersebut. Dengan berbagai metode pembelajaran yang kreatif dan pendekatan yang bijaksana terhadap budaya Batak. Nommensen berhasil memenangkan hati masyarakat dan memperluas jaringan gereja di Tanah Batak. Keberhasilan ini membuka jalan bagi pertumbuhan pesat agama Kristen di daerah tersebut. Dan warisan Nommensen masih terus hidup dalam Gereja Kristen Protestan di Tanah Batak hingga saat ini.

Beberapa Gereja Yang Di Bangun Nommensen

Ludwig Ingwer Nommensen adalah tokoh yang memainkan peran penting dalam pendirian gereja-gereja di wilayah Batak Toba Sumatera Utara. Salah satu gereja yang di bangun adalah HKBP Huria Kristen Batak Protestan Tarutung pada tahun 1865. Gereja ini merupakan salah satu gereja tertua di Tanah Batak dan menjadi pusat pengembangan agama Kristen di daerah tersebut. Nommensen juga mendirikan gereja-gereja lain di berbagai lokasi di Tanah Batak seperti HKBP Balige HKBP Porsea dan HKBP Sipirok. yang menjadi pusat-pusat kegiatan agama dan sosial masyarakat Batak. Selain gereja-gereja utama Nommensen juga mendirikan sekolah-sekolah untuk pendidikan agama dan umum di Tanah Batak. Sekolah-sekolah ini membantu meningkatkan literasi dan pendidikan masyarakat Batak serta menjadi sarana untuk menyebarkan ajaran agama Kristen. Pendidikan menjadi bagian integral dari misi Nommensen dalam menciptakan perubahan positif dalam masyarakat Batak.

Selama hidupnya Nommensen juga berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat Batak. Dia membantu dalam pengembangan sistem pertanian yang lebih modern memperbaiki infrastruktur. Dan menggalang dukungan untuk hak-hak masyarakat Batak terhadap pemerintah kolonial Belanda. Dengan berbagai inisiatif ini Nommensen tidak hanya menciptakan jaringan gereja yang kuat di Tanah Batak. Tetapi juga meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat secara keseluruhan.

Secara keseluruhan sumbangan Nommensen dalam pendirian gereja-gereja dan institusi pendidikan. Serta upayanya dalam memperjuangkan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat Batak. Terutama memiliki dampak yang sangat besar dalam perkembangan dan transformasi Tanah Batak. Yang bahkan warisan dan pengaruhnya masih terasa kuat hingga saat ini. Dengan Beberapa Gereja Yang Di bangun Nommensen tetap menjadi pusat kegiatan agama dan sosial bagi masyarakat Batak di Sumatera Utara.

Riwayat Hidup Penginjil Ludwing Ingwer Nommensen

Riwayat Hidup Penginjil Ludwing Ingwer Nommensen di lahirkan pada 6 Februari 1834 di Nordstrand di wilayah Schleswig yang pada masa itu menjadi bagian dari Kerajaan Denmark. Setelah menghadapi kecelakaan saat berusia 12 tahun Nommensen berjanji akan menjadi seorang penginjil. Lalu ia di terima di seminaris Rheinische Missions-Gesellschaft di Wuppertal-Barmen pada tahun 1857–1861. Kemudian sesudah tamat ia langsung pergi ke Belanda untuk naik kapal ke Sumatra pada saat yang sama dengan malam Natal 1861.

Selanjutnya saat di Amsterdam ternyata ia juga masih dapat belajar bahasa Batak dengan H.N. van der Tuuk yang ketika itu lagi berada di Belanda. Dewan Oikumene Ökumenischer Rat der Kirchen dan 1952 menjadi anggota Serikat Dunia Luther Lutheranischer Weltbund. Kemudian dengan total keseluruhan jemaat sekitar 2,5 juta menjadikan HKPB menjadi gereja terbesar di Asia Tenggara. Sehingga atas jasanya pada tahun 1904 ia menerima gelar Doktor H.C. Yang di mana gelar Doktor tersebut di dapatnya dari Universitas Bonn. Seperti yang di ketahui juga gelar tersebut di peroleh saat tahun 1911 dengan penghargaan Kerajaan Belanda dengan menjadi Officier Ordo Oranye-Nassau.

Sehingga saat ini nama Nommensen sudah di lupakan oleh seluruh orang di Jerman serta juga dengan orang-orang di Nordstrand. Padahal Nordstrand sendiri adalah pulau yang termasuk kecil karena hanya ada 2.257 penduduk. Serta situs resmi Nordstrand pun juga tidak pernah menyebut Nommensen. Yang di mana hal tersebut terjadi karena dalam lingkungan gereja segala upaya penginjilan sering di anggap sebagai tindakan pemaksaan. Terutama kepada seluruh bangsa-bangsa berwarna dalam konteks imperialisme kolonial. Terutama juga di Pengakuan Bersalah Schuld Bekentenis tertanggal 27-9-1971 secara resmi Vereinigte Evangelische Mission VEM. Kemudian sebagai penggantinya akhirnya di akui bahwa mereka terlalu sering menyerah pada godaan bersekongkolan. Terutama yang terjadi dengan para penguasa sekuler dengan mengorbankan para saudara yang merupakan penduduk asli. Sekianlah penjelasan tentang seorang penginjil yang bernama Ludwing Ingwer Nommensen.