Jpnn24

Website Berita Online Paling Update

Nasional

Penyakit Thalasemia Memiliki Sebab Kesalahan Genetik

Penyakit Thalasemia Memiliki Sebab Kesalahan Genetik
Penyakit Thalasemia Memiliki Sebab Kesalahan Genetik

Penyakit Thalasemia Merupakan Jenis Penyakit Genetik Yang Mempengaruhi Produksi Hemoglobin, Protein Yang Membawa Oksigen Dalam Eritrosit. Faktanya, penyakit ini terjadi karena adanya mutasi genetik yang mengganggu produksi hemoglobin normal. Hemoglobin terdiri dari dua jenis rantai protein, yaitu rantai alfa dan rantai beta. Pada thalasemia, mutasi gen dapat memengaruhi salah satu dari kedua rantai protein ini atau bahkan keduanya. Akibatnya, sel darah merah tidak dapat berkembang secara normal, sehingga menyebabkan penyakit anemia. Anemia (kekurangan darah merah) adalah kondisi dimana tubuh tidak memiliki jumlah sel darah merah yang cukup untuk membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh.

Gejala yang dapat menyerang penderitanya tergantung pada tingkat keparahan kondisi dan jenis thalasemia yang di alami seseorang. Biasanya termasuk kelelahan, lemah, pucat, nyeri pada tulang dan penurunan berat badan. Pada kasus yang lebih parah, Penyakit Thalasemia dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gangguan pertumbuhan, kerusakan organ, dan gagal jantung. Karena thalasemia merupakan penyakit genetik, artinya seseorang dapat mewarisinya dari salah satu atau kedua orangtuanya. Risiko memiliki thalasemia lebih tinggi jika kedua orangtua adalah pembawa gen yang mengalami mutasi, meskipun mereka mungkin tidak menunjukkan gejala. Diagnosis thalasemia sering dilakukan melalui pemeriksaan darah dan tes genetik.

Beberapa penderita yang mengidap Penyakit Thalasemia akan melakukan pengobatan sesuai dengan tingkat keparahan dan jenisnya. Beberapa orang mungkin hanya memerlukan perawatan pendukung, seperti transfusi darah teratur untuk menggantikan sel darah merah yang rusak. Terapi lainnya termasuk penggunaan obat-obatan untuk mengurangi jumlah besi dalam tubuh (terutama bagi mereka yang menerima transfusi darah reguler). Dan transplantasi sumsum tulang untuk menggantikan sel darah merah yang rusak dengan sel-sel yang sehat. Perawatan juga dapat mencakup manajemen gejala dan komplikasi serta konseling genetik bagi pasien dan keluarganya.

Penyakit Darah Yang Dapat Berpotensi Berbahaya

Thalasemia termasuk Penyakit Darah Yang Dapat Berpotensi Berbahaya, terutama jika tidak di tangani dengan baik atau jika kondisinya sangat parah. Keparahan penyakit thalasemia bervariasi dari kasus yang ringan hingga yang parah. Tergantung pada jenis thalasemia yang di alami seseorang dan tingkat keparahan kondisi tersebut. Pada kasus thalasemia mayor atau juga di kenal sebagai anemia Cooley, kondisi ini bisa menjadi sangat serius. Anemia cooley merupakan seseorang yang mewarisi dua salinan gen yang mengalami mutasi sehingga menyebabkan produksi hemoglobin yang tidak mencukupi. Anemia yang parah dapat menyebabkan kelelahan yang ekstrem, kesulitan bernapas dan palpitasi jantung. Selain itu, thalasemia mayor juga dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pertumbuhan terhambat, kerusakan organ dan gagal jantung.

Thalasemia intermedia adalah bentuk penyakit yang memiliki tingkat keparahan sedang antara thalasemia mayor dan thalasemia minor. Gejala pada thalasemia intermedia mungkin tidak seberat pada thalasemia mayor. Tetapi masih dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang dan menyebabkan komplikasi seperti pertumbuhan terhambat, pembesaran limpa dan gangguan tulang.

Meskipun thalasemia minor umumnya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala serius. Tetapi, kondisi ini dapat meningkatkan risiko kelelahan dan anemia ringan pada individu. Namun, pada beberapa kasus, thalasemia minor juga dapat memengaruhi kesehatan seseorang. Terutama jika seseorang mengalami kondisi lain yang mempengaruhi produksi hemoglobin atau jika mereka berisiko mengalami defisiensi zat besi.

Oleh karena itu, pengobatan thalasemia dengan perawatan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko komplikasi dan memperbaiki kualitas hidup seseorang yang terkena kondisi ini. Pengobatan untuk thalasemia biasanya meliputi transfusi darah teratur dan penggunaan obat-obatan untuk mengurangi kadar besi dalam tubuh. Bahkan dalam kasus yang parah membutuhkan transplantasi sumsum tulang.

Pengidap Penyakit Thalasemia Mungkin Menunjukkan Berbagai Ciri

Pengidap Penyakit Thalasemia Mungkin Menunjukkan Berbagai Ciri yang dapat membantu dalam identifikasi kondisi ini. Salah satu ciri utama pengidap thalasemia adalah gejala anemia, yang meliputi kelelahan yang berlebihan, lemah dan pusing. Karena jumlah sel darah merah yang rendah, pengidap thalasemia juga mungkin mengalami kulit pucat atau kuning, serta bibir dan kuku yang pucat. Anemia dapat menyebabkan detak jantung yang cepat dan napas yang pendek, terutama selama aktivitas fisik atau olahraga.

Pengidap thalasemia juga mungkin mengalami pertumbuhan terhambat. Terutama pada anak-anak, karena kurangnya oksigen yang di bawa oleh sel darah merah ke seluruh tubuh. Pada kasus yang parah, thalasemia dapat menyebabkan pembesaran limpa atau hati, yang dapat terasa sebagai nyeri pada perut bagian atas. Selain itu, kondisi ini juga dapat menyebabkan perubahan pada tulang, seperti deformitas tulang wajah atau pertumbuhan tulang yang tidak normal.

Tanda-tanda lain yang mungkin muncul pada pengidap thalasemia termasuk pembesaran kelenjar getah bening, yang dapat teraba. Pengidap thalasemia mayor atau intermedia juga mungkin mengalami gejala seperti perubahan warna kulit, nyeri sendi atau pembesaran organ dalam seperti hati atau limpa. Tetapi, ciri-ciri thalasemia dapat bervariasi tergantung pada jenis thalasemia dan tingkat keparahannya. Banyak orang dengan thalasemia minor mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali atau hanya mengalami gejala yang ringan. Sedangkan orang dengan thalasemia mayor mungkin mengalami gejala yang lebih parah. Jika seseorang mengalami gejala atau ciri-ciri yang mencurigakan, maka konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan untuk evaluasi lebih lanjut dan diagnosis yang tepat.

Seseorang Dapat Mengidap Penyakit Thalasemia Ketika Mereka Mewarisi Gen

Seseorang Dapat Mengidap Penyakit Thalasemia Ketika Mereka Mewarisi Gen yang mengalami mutasi yang memengaruhi produksi hemoglobin dalam tubuh. Thalasemia adalah penyakit genetik, yang berarti faktor genetik memainkan peran utama dalam pengembangannya. Ada dua jenis utama thalassemia yaitu thalasemia alfa dan thalasemia beta. Thalasemia alfa terjadi ketika gen yang mengontrol produksi rantai alfa hemoglobin mengalami mutasi atau hilang. Sedangkan, Thalasemia beta terjadi ketika mutasi terjadi pada gen yang mengontrol produksi rantai beta hemoglobin.

Faktor risiko utama untuk mengidap thalasemia adalah memiliki orang tua atau anggota keluarga dekat yang memiliki riwayat penyakit tersebut. Jika kedua orang tua adalah pembawa gen yang mengalami mutase. Maka ada kemungkinan 25% bagi anak mereka untuk mewarisi dua salinan gen yang mengalami mutasi dan mengembangkan thalasemia mayor. Sementara itu, jika hanya satu orang tua yang merupakan pembawa gen yang mengalami mutase. Maka anak memiliki risiko menjadi pembawa gen atau pembawa thalasemia minor.

Selain faktor genetik, lingkungan juga dapat mempengaruhi perkembangan thalasemia. Misalnya, paparan zat-zat kimia beracun atau radiasi pada janin selama kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya mutasi genetik yang menyebabkan thalasemia. Namun, sebenarnya kamu harus mengetahui bahwa penyakit thalasemia bukanlah penyakit yang menular seperti flu atau pilek. Melainkan merupakan kondisi yang di turunkan melalui genetika. Meskipun tidak ada cara untuk mencegah thalassemia. Tetapi konseling genetik dapat membantu pasangan yang memiliki riwayat keluarga thalasemia untuk memahami risiko memiliki anak dengan kondisi ini. Dengan pemahaman yang baik tentang risiko dan faktor-faktor penyebab thalassemia. Maka, pasangan atau kedua orangtua dapat membuat keputusan yang lebih informan tentang perencanaan keluarga dan langkah-langkah pencegahan yang mungkin di perlukan. Terutama terkait dengan kondisi yang menyebabkan anak mengidap Penyakit Thalasemia.