Jpnn24

Website Berita Online Paling Update

DaerahNasional

Kue Keranjang Kue Khas Saat Perayaan Imlek

Kue Keranjang, Atau Sering Juga Di Sebut Kue Cina, Adalah Salah Satu Kue Tradisional Yang Populer Di Indonesia, Terutama Saat Perayaan Imlek. Bentuknya yang bundar dan kenyal membuatnya unik dan di sukai banyak orang. Banyak juga yang bilang ini adalah dodol cina. Proses pembuatannya pun cukup menarik. Bahan utamanya adalah tepung ketan yang di campur dengan air dan gula. Kemudian di kukus dalam cetakan bulat khas kue ini. Kue keranjang memiliki rasa yang lezat, manis, dan sedikit lengket. Biasanya di sajikan dalam keadaan dingin atau setelah di diamkan beberapa saat. Sehingga teksturnya lebih kenyal dan enak. Kue ini juga memiliki nilai simbolis yang tinggi dalam budaya Tionghoa, di mana bulatnya bentuk kue melambangkan kesatuan keluarga dan keharmonisan.

Selain rasanya yang lezat, Kue Keranjang juga memiliki cerita menarik di balik namanya. Konon, kue ini di beri nama keranjang karena pada zaman dahulu kala, kue-kue tersebut di kemas dalam keranjang bambu sebelum di jual. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa nama keranjang berasal dari kata keranjang dalam bahasa Hokkien yang berarti setahun penuh atau keberuntungan. Dan menunjukkan harapan untuk mendapatkan keberuntungan sepanjang tahun. Tidak hanya enak dan memiliki makna simbolis, juga cukup mudah di temukan di berbagai pasar tradisional, terutama menjelang perayaan Imlek. Banyak orang yang menunggu momen tersebut untuk menikmati kue tradisional ini bersama keluarga atau sebagai oleh-oleh khas Imlek. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi kue keranjang saat momen Imlek tiba!

Sejarah Kue Keranjang

Sejarah Kue Keranjang sangatlah menarik! Konon, kue ini memiliki hubungan erat dengan legenda Nian, monster legendaris dalam mitologi Tiongkok. Menurut cerita, Nian suka memakan manusia dan hewan pada malam tahun baru Imlek. Namun, Nian takut pada warna merah, suara keras, dan benda-benda yang berkilauan. Karena itu, orang-orang pada zaman dahulu memutuskan untuk membuat kue yang berwarna merah dan kenyal. Dan kemudian di beri nama kue keranjang, untuk menakut-nakuti Nian dan melindungi diri mereka.

Selain itu, ada juga versi cerita yang mengatakan bahwa kue tradisional ini pertama kali di buat pada masa Dinasti Tang di Tiongkok. Kue ini di percaya di buat untuk memberikan keberuntungan kepada orang-orang yang memakannya. Bentuk bulat dan kenyalnya kue tradisional melambangkan kesatuan keluarga dan harapan untuk mendapatkan keberuntungan sepanjang tahun.

Seiring dengan berjalannya waktu, kue tradisional ini menjadi semakin populer di Tiongkok dan kemudian menyebar ke berbagai negara di Asia, termasuk Indonesia. Di Indonesia, kue keranjang menjadi salah satu kue tradisional yang sangat di sukai, terutama saat perayaan Imlek. Proses pembuatannya pun turun-temurun diwariskan dari generasi ke generasi. Sehingga menjadikannya bagian dari warisan budaya yang berharga ya!

Hingga kini, kue tradisioanl tetap menjadi salah satu kue tradisional yang sangat di cari saat perayaan Imlek tiba. Banyak orang yang membeli kue ini sebagai oleh-oleh atau untuk di nikmati bersama keluarga. Rasanya yang lezat dan makna simbolisnya membuat kue tradisional tetap menjadi favorit di berbagai kalangan. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipinya dan merasakan sejarah dan maknanya yang kaya!

Bisa Di Coba Di Rumah

Kue Keranjang adalah salah satu jenis kue tradisional yang populer di Indonesia, khususnya di daerah Tionghoa. Kue ini memiliki rasa yang manis dan tekstur yang kenyal. Sehingga membuatnya menjadi camilan favorit di berbagai acara perayaan seperti Imlek atau Tahun Baru Imlek. Proses pembuatannya cukup unik, di mulai dari campuran tepung ketan, air, dan gula merah yang kemudian di rebus hingga membentuk adonan yang kental.

Setelah adonan terbentuk, kemudian di cetak dalam cetakan khusus yang terbuat dari anyaman bambu berbentuk keranjang kecil, lalu di kukus hingga matang. Proses pengukusan ini memberikan kue keranjang tekstur yang kenyal namun lembut, dengan aroma khas gula merah yang menguar. Selain gula merah, beberapa resep kue keranjang juga menggunakan tambahan bahan seperti santan atau daun pandan untuk memberikan variasi rasa dan aroma yang lebih kompleks. Berikut adalah resep kue keranjang yang Bisa Di Coba Di Rumah

Bahan-bahan:

300 gram tepung ketan

200 gram gula pasir

400 ml air

1/2 sendok teh garam

Pewarna makanan merah (opsional)

Langkah-langkah:

Campur tepung ketan, gula pasir, dan garam dalam sebuah wadah.

Tambahkan air sedikit demi sedikit sambil terus di aduk hingga adonan menjadi lembut dan rata.

Saring adonan untuk memastikan tidak ada gumpalan yang tersisa.

Bagi adonan menjadi dua bagian, satu bagian di beri pewarna merah (opsional) untuk memberi warna merah khas kue keranjang.

Panaskan kukusan dengan api sedang.

Olesi loyang kukusan dengan sedikit minyak.

Tuang adonan putih ke dalam loyang kukusan yang telah di olesi minyak, ratakan permukaannya.

Kemudian, tuang adonan berwarna merah di atas adonan putih, ratakan permukaannya.

Kukus adonan selama 45-60 menit atau hingga matang dan kue terasa kenyal.

Setelah matang, biarkan kue keranjang dingin sebelum di potong dan di sajikan.

Fakta Unik Yang Menarik

Kue Keranjang, juga di kenal sebagai kue Cina atau kue Cina tahun baru, memiliki beberapa Fakta Unik Yang Menarik. Bentuknya yang bulat dan kenyal secara tradisional melambangkan kesatuan keluarga dan harapan akan keberuntungan dalam budaya Tionghoa. Hal ini membuat kue ini menjadi simbol penting dalam perayaan Tahun Baru Imlek, di mana masyarakat Tionghoa percaya bahwa memakannya dapat membawa keberuntungan dan kebahagiaan pada tahun yang baru.

Kedua, proses pembuatan kue keranjang juga mengandung nilai-nilai filosofis yang dalam. Adonan kue yang terbuat dari campuran tepung ketan dan gula merah kemudian di cetak dalam cetakan bambu berbentuk keranjang kecil sebelum di kukus. Proses ini menggambarkan konsep transformasi dan perubahan yang di perlukan untuk mencapai sesuatu yang berharga. Proses pemanasan dan pemadatan adonan melambangkan tahapan transformasi menuju keberuntungan dan kesuksesan.

Ketiga, dodol cina memiliki masa simpan yang cukup lama, bahkan bisa bertahan hingga beberapa minggu atau bulan jika di simpan dengan benar. Hal ini di sebabkan oleh kandungan gula merah yang tinggi dalam adonannya, yang berfungsi sebagai pengawet alami. Seiring berjalannya waktu, tekstur kue ini bisa menjadi lebih padat dan kenyal, namun rasa manisnya tetap terjaga. Sehingga menjadi pilihan camilan yang tahan lama.

Keempat, dodol cina tidak hanya populer di Indonesia, tetapi juga di temukan di berbagai negara Asia Tenggara, seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina. Meskipun ada variasi dalam nama dan bahan-bahan yang di gunakan, konsep dasar dari kue keranjang tetap sama di seluruh wilayah ini. Hal ini menunjukkan seberapa luasnya pengaruh dan popularitas dari budaya dan tradisi Tionghoa di seluruh Asia Tenggara Dengan Kue Keranjang.

Exit mobile version