Jpnn24

Website Berita Online Paling Update

Politik

Perdana Menteri Georgia Gigih Meresmikan RUU Anti-Agen Asing

Perdana Menteri Georgia Gigih Meresmikan RUU Anti-Agen Asing

Perdana Menteri Georgia Irakli Kobakhidze Menyatakan Komitmennya Untuk Terus Mendorong RUU Anti-Agen Asing Pada Jumat (10/5/2024). Ia menunjukkan ketegasannya dalam mendukung pengesahan undang-undang tersebut. Meskipun, ia menghadapi protes dari sebagian kecil warna negara. Kobakhidze menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan mundur hanya karena penolakan dari sebagian kecil masyarakat yang menentang RUU tersebut. Posisinya yang kuat ini muncul pada Jumat, 10 Mei 2024, di tengah polemik yang berkembang terkait RUU tersebut. Sikap Perdana Menteri Georgia yang teguh ini di perlihatkan juga dalam konteks pengunduran diri Duta Besar Georgia untuk Prancis. Hal ini yang secara terbuka menyatakan mundur sebagai bentuk protes terhadap RUU anti-agen asing yang di usulkan. Dalam pengunduran dirinya, Duta Besar tersebut menyerukan kepada pemerintah Georgia untuk menghentikan pengajuan RUU tersebut. Serta, juga memperlihatkan keseriusan dalam langkah-langkah menuju integrasi dengan Uni Eropa (UE).

Kobakhidze, yang merupakan pemimpin portal partai pemerintah Georgia Dream, menegaskan bahwa RUU anti-agen asing adalah langkah penting dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara. Ia menekankan bahwa kebijakan tersebut tidak hanya bermanfaat untuk melindungi kepentingan nasional. Tetapi, juga untuk memastikan kemandirian politik negara dari intervensi asing yang tidak di inginkan. Meskipun ada penolakan dari beberapa pihak termasuk dari kalangan diplomat, Perdana Menteri Georgia ini berpendapat bahwa keputusan pemerintah harus di dasarkan pada kepentingan dan keamanan nasional.

Dalam konteks integrasi dengan UE, Perdana Menteri Georgia Kobakhidze menekankan bahwa Georgia tetap berkomitmen untuk mencapai tujuannya sebagai anggota penuh Uni Eropa. Namun, ia menekankan bahwa langkah-langkah kebijakan domestik, termasuk RUU anti-agen asing, haruslah sejalan dengan kepentingan jangka panjang negara dan cita-cita integrasi Eropa. Kobakhidze menyatakan bahwa pemerintahannya akan terus mendorong RUU anti-agen asing melalui proses legislasi. Hal ini sambil tetap membuka dialog dengan semua pihak untuk mencapai konsensus yang luas di dalam negeri.

Perdana Menteri Georgia Dengan Tegas Menyatakan Bahwa Pemerintah Akan Tetap Melanjutkan Proses Pengesahan RUU Tersebut

Kobakhidze menjelaskan bahwa RUU tentang agen asing sering kali di salahartikan sebagai langkah yang di tujukan secara khusus kepada Rusia. Ia mencatat bahwa para demonstran yang menentang RUU ini berasal dari kalangan pendukung Partai Gerakan Nasional Bersatu (UNM). Dalam menyatakan kepada generasi muda, Perdana Menteri Georgia ini menyampaikan kekecewaannya bahwa segala sesuatu di kaitkan dengan Rusia. Ia juga menekankan bahwa pandangan ini keliru. Ia menjelaskan bahwa RUU ini tidak memiliki kesamaan dengan hukum di Rusia yang bertujuan untuk menangkap tokoh oposisi, seperti yang di laporkan oleh Reuters.

Lebih lanjut, Kobakhidze menyoroti bahwa mayoritas penduduk Georgia mendukung RUU agen asing ini. Mereka melihat RUU tersebut sebagai langkah penting untuk meningkatkan transparansi dalam pendanaan asing yang masuk ke media dan organisasi nirlaba di negara tersebut. Perdana Menteri Georgia Dengan Tegas Menyatakan Bahwa Pemerintah Akan Tetap Melanjutkan Proses Pengesahan RUU Tersebut, yang di dukung oleh lebih dari 60% penduduk Georgia. Menurutnya, dukungan ini muncul dari keinginan masyarakat untuk mewujudkan transparansi dan mencapai perdamaian. Hal ini juga berkelanjutan demi masa depan negara yang lebih baik. Ia menegaskan bahwa pandangan mayoritas ini akan membimbing kebijakan pemerintah. Hal ini yang di dorong oleh aspirasi untuk membangun negara yang mandiri secara politik. Serta, juga memastikan bahwa intervensi asing yang tidak di inginkan dapati di cegah dengan transparansi yang lebih besar dalam urusan luar negeri.

Perdana Menteri Georgia ini juga menyoroti pentingnya integrasi Georgia dengan Uni Eropa (UE), dan bahwa RUU agen asing ini sejalan dengan komitmen negara. Hal ini untuk mencapai standar Uni Eropa dalam hal transparansi dan tata kelola yang baik. Dengan demikian, pandangan mayoritas penduduk Georgia akan terus menjadi pijakan bagi pemerintah dalam mendorong RUU agen asing ini. Hal ini dengan harapan akan membawa negara menuju arah yang lebih baik, yang lebih terbuka dan damai untuk semua warganya.

Georgia Memiliki Pandangan Jangka Panjang Yang Kuat Terkait Dengan Hubungannya Dengan UE

Menurut Kobakhidze, alasan utama di balik penolakan individu atau organisai nirlaba lokal terhadap RUU tersebut adalah ketidaksukaan mereka terhadap transparansi. Serta, juga keinginan untuk menjaga kerahasiaan sumber pendanaan mereka. Namun, Perdana Menteri Georgia menegaskan bahwa sikap penolakan semacam itu tidak dapat di terima di Georgia. Hal ini, di mana prinsip transparansi di anggap sangat penting dalam konteks pembangunan negara yang demokratis dan terbuka. Dalam konteks integrasi dengan Uni Eropa (UE), Kobakhidze menyatakan komitmen penuh pemerintahnya untuk mempercepat proses menuju keanggotaan penuh dalam blok Eropa. Ia memaparkan keyakinannya bahwa Georgia akan bergabung dengan UE sebagai anggota yang bangga dan di hormati.

Perdana Menteri Georgia juga menyampaikan optimisme mengenai proses integrasi tersebut meskipun terdapat tantangan, seperti yang di alami pada tahun 2020. Ia menekankan bahwa tujuan akhirnya tetap mencapai standar kandidat UE, dan ia yakin bahwa semua hambatan akan dapat di atasi dengan komitmen dan kerja keras. Lebih lanjut, Kobakhidze menegaskan bahwa Georgia Memiliki Pandangan Jangka Panjang Yang Kuat Terkait Dengan Hubungannya Dengan UE. Ia menyatakan bahwa masalah-masalah yang timbul selama proses integrasi akan di selesaikan dengan cermat. Serta, juga mengedepankan kepentingan negara serta aspirasi masyarakat Georgia.

Dalam konteks RUU anti-agen asing, Perdana Menteri Georgia menekankan bahwa langkah-langkah legislatif tersebut bertujuan untuk menghadirkan standar transparansi yang tinggi. Hal ini dalam tata kelola pemerintahan dan aktivitas non-profit di Georgia. Ia meyakinkan bahwa pemerintah akan terus menjalankan proses legislasi. Hal ini dengan mempertimbangkan aspirasi mayoritas penduduk yang mendukung langkah-langkah tersebut untuk membangun negara yang lebih transparan dan kuat secara institusional.

Empat Tokoh Oposisi Di Georgia Menjadi Korban Serangan Oleh Individu Tidak Di Kenal

Baru-baru ini, setidaknya Empat Tokoh Oposisi Di Georgia Menjadi Korban Serangan Oleh Individu Tidak Di Kenal di depan rumah mereka sendiri. Kejadian-kejadian ini terjadi di tengan situasi yang tegang setelah terjadinya protes besar-besaran menentang RUU anti agen-asing. Menurut laporan dari media, para korban serangan ini termasuk Dimitri Chikovani, anggota partai Gerakan Nasional Bersatu (UNM), Lasaha Ghvinianidze, seorang aktivis, Gia Japaridze (saudara seorang pemimpin UNM), dan Giorgi Mumladze, yang juga terafiliasi dengan UNM.

Para aktivis, jurnalis, dan politikus oposisi yang menentang RUU anti-agen asing juga melaporkan adanya intimidasi yang mereka hadapi. Mereka menerima panggilan telepon misterius dari penelepon tak di kenal yang mengancam mereka. Selain itu, beberapa aktivis, jurnalis, dan politikus opsisi juga mengalami ketukan keras pada pintu rumah mereka. Serta, rumah mereka juga di cemari dengan grafiti ancaman. Kejadian-kejadian ini menunjukkan kondisi yang tegang di Georgia, di mana suara-suara opsisi menghadapi risiko nyata. Di satu sisi juga perlunya keamanan yang lebih baik untuk mereka yang menentang RUU kontrovesial ini.

Serangkaian insiden ini terjadi di tengah dinamika politik yang rumit di Georgia, dengan perbedaan pendapat yang mendalam terkait arah kebijakan pemerintah. Hal ini memperumit upaya-upaya untuk mencapai kesepakatan politik yang mencerminkan kepentingan dan keinginan seluruh masyarakat Georgia, terutama bagi Perdana Menteri Georgia.

Exit mobile version